Beban utang. Hingga saat ini Indonesia dan dunia masih terkena dampak Pandemi Covid 19. Pandemi ini telah membentuk tatanan hidup yang baru bagi seluruh umat manusia.
Tatanan pola hidup dampak pandemi yang baru ini tentu menimbulkan persoalan yang baru juga, baik dalam bidang ekonomi, kesehatan, sosial kemasyarakatan, keagamaan, dan lainnya.
Salah satu yang menjadi momok adalah utang. Utang dianggap menjadi jalan keluar bagi sebagian besar masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup setelah mereka terkena dampak pandemi akibat pemutusan hubungan kerja.
Kondisi ini yang menyebabkan lebih banyak orang terhimpit utang berlebihan (over-indebtedness) karena kesempatan untuk meminjam uang semakin terbuka di masa dampak pandemi ini.
Dalam Islam, berutang diperbolehkan karena pada saat itu Rasulullah SAW menggadaikan baju besinya kepada seorang Yahudi karena ingin membeli gandum untuk dimakan bersama keluarganya. Kisah tersebut diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya sebagai berikut :
“Dari Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah SAW membeli makanan dari seorang Yahudi dengan pembayaran ditangguhkan dengan menggadaikan baju besinya” (HR. Bukhari dan Muslim).
Namun, jika utang dilakukan secara konsumtif dan tidak berhati-hati, maka pinjaman-pinjaman ini akan menimbulkan kondisi keuangan yang tidak sehat. Umumnya, berutang itu sebaiknya tidak melebihi 35% dari penghasilan pribadi.
Studi-studi telah mengemukakan dampak negatif over-indebtedness pada skala mikro atau individu sampai makro atau luas. Pada tingkat individu atau rumah tangga, keadaan ini berdampak buruk terhadap kesehatan fisik maupun mental, produktivitas di tempat kerja, dinamika pernikahan, dan bahkan dapat menyebabkan insiden bunuh diri.
Langkah Strategis Mengatasi Utang
Salah satu cara untuk mencegah diri terjerumus ke kondisi over-indebtedness adalah dengan meningkatkan literasi keuangan. Memiliki literasi keuangan berarti mampu memilih jalan terbaik dalam menghentikan jumlah utang yang menumpuk. Ayohijrah.id punya 5 langkah stategis bagaimana mengatasi utang yang semakin menumpuk.
- Berhenti Menggali Utang Baru
Solusi lunas utang pertama adalah stop membayar utang lama dengan utang baru. Anda tidak akan mendapatkan kemudahan dalam menghilangkan utang yang sudah ada dengan membuka lembar utang baru. Itu karena, dengan utang baru tersebut maka Anda akan terkena beban pembayaran yang cukup besar dengan tempo waktu yang lumayan lama juga.
Kondisi ini jelas akan semakin membuat Anda terbebankan oleh utang-utang baru sehingga Anda akan terjebak dengan utang-utang tambahan lainnya. Jangan Gali Lobang Tutup Lobang!
- Negosiasi
Langkah kedua solusi lunas utang yang bisa dilakukan adalah mencoba melakukan negosiasi atau penawaran soal pembayaran cicilan. Coba Anda bernegosiasi ulang dengan pihak pemberi kredit untuk memberikan relaksasi keringanan atau penundaan pembayaran. Meski tidak menyelesaikan masalah, namun setidaknya ini bisa meringankan beban di masa berat seperti sekarang ini.
- Jual aset
Apabila upaya negosiasi tidak berhasil, maka mau tidak mau kita harus memutar otak solusi lunas utang bagaimana caranya cicilan itu bisa terbayar. Apabila negosiasi gagal atau permintaan relaksasi ditolak, maka kita harus bersiap untuk menjual suatu aset yang kita miliki untuk menutupi kewajiban tersebut.
- Merelakan barang disita
Sebenarnya ini kemungkinan terakhir atau terburuk dalam solusi lunas utang jika memang tidak ada dana atau pemasukan yang bisa digunakan untuk membayar cicilan utang, yakni membiarkan barang kita disita petugas atau bank.
Pada kondisi ekstem tidak ada lagi dana untuk membayar kewajiban ataupun tidak ada aset yang dapat dijual, maka mau tidak mau kita harus merelakan untuk dilakukan penyitaan atas barang yang kita cicil pembayarannya.
- Cari pemasukan tambahan
Ini adalah opsi yang sesungguhnya bisa dilakukan dalam solusi lunas utang, namun tidak mudah, yakni mencari pemasukan tambahan demi bisa membayar tanggung jawab cicilan utang.
Alternatif lain yang sangat disarankan, segera mencari tambahan penghasilan/pekerjaan sampingan atau banting setir ke bisnis lain bila kita menyadari penghasilan kita sudah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membayar kewajiban cicilan yang ada.
Yang perlu Anda ketahui, melunasi utang merupakan sebuah kewajiban yang harus dilunasi oleh orang berhutang. Jika orang tidak dapat melunasi utangnya maka ia akan berdosa dan kelak akan dipertanggungjawabkan saat di akhirat.
Apabila orang memiliki utang meninggal, maka ahli waris wajib untuk melunasi utangnya. Oleh karena itu, agar diberikan kemudahan untuk melunasi segala hutang selain dengan berusaha juga perlu untuk berdoa kepada Allah SWT.
Baca Juga: Solusi Lunas Utang
____________________
Kami bersedia menyediakan konsultasi untuk Anda. Anda akan menerima langkah praktis menyelesaikan masalah utang tanpa harus tambah utang kemudian testimoni orang-orang yang telah sukses menyelesaikan utang tanpa membayar bunga dan denda.
Ayo Hijrah membuka konsultasi buat Anda yang mengalami beban hidup atas utang. Kami siap membantu Anda dalam menemukan solusi dan memberikan arahan atas langkah terbaik untuk Anda terbebas utang. Klik tombol dibawah ini