Dalam memaknai hijrah, kita harus memahami bahwa hijrah itu sendiri tidak hanya sebagai perpindahan fisik seperti hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah. Namun, hijrah bisa bisa juga dimaknai secara psikis, pikiran dan yang immaterial lainnya. Singkatnya hijrah adalah perpindahan hidup dari hal-hal yang negatif ke hal-hal yang positif.
Secara umum, hijrah berasal dari bahasa Arab yang artinya meninggalkan, menjauhkan diri dan berpindah tempat. Dalam konteks sejarah, hijrah adalah kegiatan perpindahan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW bersama para sahabat dari Mekah menuju Madinah. Ketika itu hijrah bertujuan mempertahankan dan menegakkan risalah Allah SWT, berupa akidah dan syariat Islam.
Hijrah berarti juga berpindahnya seseorang dari keadaan yang semula buruk menjadi lebih baik. Atau dari kondisi yang sudah baik menjadi kondisi yang lebih baik. Jadi, hijrah merupakan proses terus-menerus dalam memperbaiki diri. Mulai dari cara berpikir, berucap, dan cara bersikap.
Sesuai dengan Ayat Al Quran
Allah SWT telah memerintahkan untuk berhijrah dalam ayat-ayat Al-Quran,
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah, dan berjihad di jalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS Al Baqarah : 218)
“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang Muhajirin), mereka itulah orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.” (QS Al Anfal : 74)
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.” (QS At Taubah : 20)
Di dalam realitas sejarah, hijrah senantiasa dikaitkan dengan meninggalkan ‘tempat tertentu’. Bisa diartikan bahwa hijrah adalah berpindah dari sesuatu hal yang kurang baik menjadi lebih baik. Hijrah itu tentang bagaimana kita memperbaiki hubungan terhadap Allah SWT dan pada sesama manusia.
Terapan Dalam Kehidupan
Ada dua jenis hijrah, yakni pertama, hijrah zahir (fisik) yakni berpindah tempat tinggal, dan kedua hijrah jiwa (spiritual), yaitu berpindahnya keadaan jiwa ke arah yang lebih baik. Mengenai hijrah jiwa (spiritual) yang menuju pada perbaikan diri.
Dari sudut pandang fisik, hijrah yang dilakukan Rasulullah Saw adalah sebuah transisi di antara dua situasi, dari keadaan yang tidak aman dan lemah (Mekkah) menuju keadaan yang aman dan kuat (Madinah).
Sedangkan dari sudut pandang spiritual, hijrah dipahami sebagai transisi dari keadaan lemah manusia atas dosa menjadi keadaan yang kuat dan terus berjuang untuk menghindarinya. Keadaan yang penuh dengan kelalaian menuju kesadaran spiritual yang sehat.
Kesadaran spiritual yang sehat harus selalu dibenahi setiap hari, jangan malas memeriksa diri apakah masih sering lalai? Sebab jika kita berhenti memeriksa diri sama artinya kita juga berhenti untuk memperbaiki kualitas ibadah kita dan juga kualitas diri kita sebagai manusia.
Pingback: Ayo Hijrah Sahabat, Ubah Harta Haram Menjadi Berkah - Your Hijrah Start Here
Artiket yang sangat Bermanfaat mengenai solusi lunas Utang