Indonesia mengalami musibah yang cukup memilukan setelah terjadi erupsi Gunung Semeru pada Sabtu (4/12/2021). Akibat erupsi Gunung yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur itu tercatat ada 22 orang meninggal dunia. Ini merupakan musibah bagi kita semua khususnya bagi warga di Lumajang. Akibat adanya bencana ini, seluruh aktivitas di beberapa tempat lumpuh.
Kejadian ini bisa diambil hikmahnya, salah satunya merenungi bahwa bencana yang terjadi di Lumajang tersebut belum ada apa-apanya dengan hari ketika gunung-gunung dihancurkan kelak. Dan hendaknya kejadian ini bisa menambah keimanan dan keyakinan kita. Allah Ta’ala berfirman,
وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا فَكَانَتْ هَبَاءً مُنْبَثًّا“dan gunung-gunung dihancur luluhkan sehancur-hancurnya. maka jadilah ia debu yang beterbangan” (Qs. Al-Waqi’ah: 5-6)
Sementara itu, Imam Ibnu Katsir membawakan tafsir Qatadah, beliau berkata: “maksud dari ‘debu yang berterbanga’n adalah sebagaimana bagian-bagian yang kering dari (sisa-sisa) pepohonan yang tertiup di bawa oleh angin.”
Demikianlah keadaan hari kiamat kelak, yaitu gunung-gunung dihancurkan dan berpindah dari tempatnya (meledak) kemudian menjadi debu yang berterbangan. Syaikh Asy-Syinqithi rahimahullah menjelaskan, “gunung-gunung akan dicabut dari tempatnya dan terlepas. Kami telah menjelaskan, pendapat terkuat adalah yang pertama dengan penjelasan yang lengkap mengenai keadaan gunung –gunung pada hari kiamat.”
Pakar tafsir Syaikh As-Sa’di rahimahullah berkata, “maka jadilah bumi tidak ada gunung lagi, tidak ada penanda (bentuk-bentuk) di bumi.”
Setiap musibah pasti ada hikmahnya agar manusia intropeksi dan muhasabah. Tidak mungkin Allah menurunkan musibah agar manusia musnah dan agar manusia mengalami kesusahan saja. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melata pun” (QS. Fathir: 45).