Awas! Generasi Z Rentan Banyak Hutang

banyak hutang

Kenapa Generasi Z Rentan Banyak Hutang?

Generasi Z disebut-sebut sebagai generasi yang memiliki kekuatan finansial cukup signifikan. Namun sayangnya, generasi ini cenderung memiliki sikap boros dan konsumtif.

Itu berdasarkan hasil riset yang telah dirilis Tirto pada Juli 2019 yakni, generasi z dan milenial cenderung lebih boros, sulit menabung dan tidak terlalu mempedulikan kebutuhan investasi hari depan.

Alhasil, generasi milenial dan generasi Z ditengarai menghadapi risiko finansial lebih besar di masa mendatang akibat gaya pengelolaan keuangan milenial dan gen Z yang kurang sehat.

Bahkan, sebuah survei dari Credit Karma menemukan bahwa hampir 40% Gen Z (rentan lahir di tahun 1995 hingga 2010) menghabiskan uang hasil utang dan banyak hutang demi gaya hidup serta hubungan sosial.

Rata-rata pengeluaran tersebut dihabiskan demi sebuah pengalaman seperti berlibur, pesta, kehidupan malam, hingga pernikahan. Bahkan milenial rela berutang demi makanan, pakaian, alat elektronik, perhiasan dan mobil.

Kebiasaan Berutang Gen z

Menurut para pakar finansial, ada beberapa kebiasaan Gen Z yang tanpa sadar juga membuat mereka rentan banyak hutang. Berikut kejelasannya yang dikutip dari berbagai sumber.

  1. Kesulitan Mengontrol Gaya Hidup

Penghasilan akan selalu habis hanya untuk memenuhi gaya hidup yang boros. Parahnya lagi, Gen Z disebut tidak akan memiliki sisa dana untuk dijadikan tabungan apalagi dana darurat. Jadi, jika ada kebutuhan atau masalah keuangan yang mendesak, Gen Z akan kesulitan mengatasinya dan terpaksa mengajukan pinjaman uang atau berutang.

Nongkrong di tempat fancy hampir setiap hari dan memenuhi kebutuhan dengan belanja online karena gengsi merupakan kebiasaan yang paling banyak menguras keuangan Gen Z. Jadi, Anda harus bisa mengontrol gaya hidup dan menjauhi kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut.

  1. Ketagihan Layanan Kartu Kredit

Kebiasaan menggunakan kartu kredit dalam setiap transaksi pembayaran merupakan pemicu masalah keuangan Gen Z berikutnya. Anda harus memahami bahwa menggunakan kartu kredit untuk berbelanja dapat membuat tagihan membengkak karena adanya bunga dan biaya layanan.

Apalagi, kalau kartu kredit ternyata juga digunakan untuk membeli barang atau kebutuhan yang sifatnya tidak mendesak.

Dalam waktu singkat, Anda pun akan merasakan bahwa kebiasaan menggunakan kartu kredit ini memberikan pengaruh buruk pada kondisi keuangan. Setiap bulannya, kamu akan menghadapi beban cicilan yang terus bertambah dan semakin menggunung.

Tidak sedikit pula Gen Z melakukan pemakaian kartu kredit untuk membeli barang-barang bermerek dengan harga terlalu mahal atau menggunakannya sampai melebihi limit.

Jika kartu kredit digunakan untuk hal tersebut, tanpa sadar tagihannya pun akan terus menumpuk dan semakin sulit untuk dapat dilunasi. Jadi, bijaklah menggunakan kartu kredit.

  1. Terjebak Paylater

Layanan paylater dengan beragam penawaran menggiurkan saat ini bertebaran di mana-mana. Syarat penggunaan yang mudah pun membuat Gen Z tertarik untuk memanfaatkannya.

Layanan paylater ini memang bisa menjadi sangat menguntungkan jika digunakan dengan cara yang tepat. Sayangnya, kebanyakan Gen Z menggunakannya secara berlebihan hingga tidak sadar malah banyak hutang.

Harus dipahami bahwa paylater bukan alat untuk mendapatkan tambahan dana demi memenuhi hasrat belanja Anda. Apalagi, setiap tagihan belanja yang dibayar melalui paylater harus dikembalikan sesuai waktu dan jumlah yang sudah ditentukan ditambah tambahan bunga dan biaya layanan.

Untuk itu, idealnya paylater hanya boleh digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang mendesak dan penting saja. Pastikan juga cicilan paylater terjangkau bagi Anda dan jangan sampai terlambat membayar tagihannya agar tidak membengkak karena adanya denda keterlambatan.

Sebab Akibat Gen Z Banyak Hutang

Lalu mengapa Gen Z dapat dengan mudah terjebak dengan utang yang menggunung sehingga dapat memperburuk finansial mereka? Jawabannya adalah Takut Dijauhi Teman. Bukan soal itu saja, kebanyakan milenial mengaku khawatir apa yang akan dipikirkan teman-temannya jika mereka tidak pergi bergabung.

Baca Juga: Solusi Lunas Utang

Sebenarnya para milenial hanya ingin mendapatkan yang terbaik seperti keamanan finansial. Sayangnya, kebanyakan dari mereka tidak terbuka soal keuangannya.

Dari jumlah yang sudah terlilit utang, sebanyak 73% di antaranya mengaku merahasiakan kondisi finansialnya dari seluruh teman. Padahal berteman seharusnya tidak mengorbankan diri sendiri apalagi harus banyak hutang dalam jumlah besar.


Nah, apabila saat ini Anda terlanjut berutang dan pusing memikirkan utang yang tidak lunas-lunas serta memikirkan solusi lunas utang?, takut menghadapi Debt Collector?, tertekan menghadapi lelang bank?, hubungan keluarga suami-istri dan anak-anak kurang harmonis serta mencari solusi lunas utang? maka kami bersedia menyediakan konsultasi untuk Anda.

Anda akan menerima langkah praktis solusi lunas utang serta bagaimana menyelesaikan masalah utang tanpa harus tambah utang kemudian testimoni orang-orang yang telah sukses menyelesaikan utang tanpa membayar bunga dan denda.

Yang perlu Anda ketahui, melunasi utang merupakan sebuah kewajiban yang harus dilunasi oleh orang berhutang dan wajib mencari tahu solusi lunas utang.

Jika orang tidak dapat melunasi utangnya maka ia akan berdosa dan kelak akan dipertanggungjawabkan saat di akhirat.

Apabila orang memiliki utang meninggal, maka ahli waris wajib untuk melunasi utangnya. Oleh karena itu, agar diberikan kemudahan untuk melunasi segala utang selain dengan berusaha juga perlu untuk berdoa kepada Allah SWT.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *